Inovasi Produk Olahan Dedaunan dan Sayuran
Penampilan Produk Makanan Olahan Berbasis Dedaunan dalam Program Wanita APEKSI 2024 dan Implikasinya bagi Daerah
DIDATA NIAS | Acara Program Wanita dalam rangkaian rapat kerja Komisariat Wilayah 1 APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) 2024 memperkenalkan aneka produk makanan olahan dari dedaunan dan sayuran. Di antara produk yang ditampilkan adalah keripik daun pepaya, keripik daun singkong, dan keripik daun kelor.
Yarniwati Gulo S. Sos M.Si, sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Gunungsitoli, menyatakan pada Jumat (9/5/2024) bahwa konsep inovatif tersebut bisa diadopsi dan dikembangkan di daerah sendiri. Ia menegaskan bahwa materi bahan dasar tersebut tersedia di daerah setempat, yang memungkinkan Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM untuk mendokumentasikannya dan digunakan sebagai referensi.
Untuk mengimplementasikan konsep ini, Yarniwati menganjurkan pengayaan produk UKM yang sebelumnya belum terjangkau. Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Gunungsitoli akan terus mendorong nilai tambah dari bahan baku pangan lokal menjadi produk yang memiliki nilai dan daya jual. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat.
Selain makanan olahan, Program Wanita juga menampilkan peragaan busana batik daerah dan produk-produk Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) dari kader PKK, pengusaha UMKM, produk makanan dan minuman, serta pengrajin kriya.
Yarniwati juga memperkenalkan Batik Nukha Nibira dari Kota Gunungsitoli yang sedang populer. Fashion daerah ini diangkat dalam acara APEKSI sebagai upaya promosi produk lokal, dengan tujuan untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Appearance of Foliage-Based Processed Food Products in the 2024 APEKSI Women's Program and Implications for Regions
The Women's Program event in the 2024 APEKSI Regional 1 Commissariat (Association of Municipal Governments of Indonesia) 2024 working meeting introduced various processed food products from leaves and vegetables. Among the products displayed are papaya leaf chips, cassava leaf chips, and Moringa leaf chips.
Yarniwati Gulo S. Sos M.Si, as Head of the Gunungsitoli City Industry, Cooperatives and SMEs Service, stated on Friday (9/5/2024) that this innovative concept could be adopted and developed in the region itself. He emphasized that these basic materials are available in the local area, which allows the Department of Industry, Cooperatives and SMEs to document them and use them as references.
To implement this concept, Yarniwati recommends enriching SME products that were previously unreachable. The Gunungsitoli City Department of Industry, Cooperatives and SMEs will continue to encourage added value from local food raw materials into products that have value and marketability. This effort is expected to increase community productivity.
Apart from processed food, the Women's Program also features regional batik fashion shows and Family Income Increasing Business (UP2K) products from PKK cadres, MSME entrepreneurs, food and beverage products, and craft craftsmen.
Yarniwati also introduced the popular Nukha Nibira Batik from Gunungsitoli City. This regional fashion was featured in the APEKSI event as an effort to promote local products, with the aim of making them better known to the wider community.

Posting Komentar