Kurikulum Merdeka: Sebuah Tanggapan Cemerlang Pada Tantangan Pendidikan Modern

Table of Contents

DIDATA NIAS | Implementasi Kurikulum Merdeka memegang peran kunci dalam merespon tantangan pendidikan di era kontemporer. Hal ini dianggap penting mengingat perubahan dramatis yang berlangsung seiring berjalannya waktu, yang memerlukan pandangan baru tentang pendidikan yang fokus pada pemberdayaan bukan hanya pengetahuan belaka, tetapi juga pengembangan keterampilan dan sikap yang berkontribusi dalam pembentukan karakter generasi mendatang. Demikian disampaikan oleh Veritas Gulo, S.A.P., Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (PAUD dan PNF) Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan dalam perayaan Hari Kartini 2024 oleh Ikatan Guru TK Kota Gunungsitoli.

Menurut Gulo, Kurikulum Merdeka bukan semata-mata rencana pembelajaran, tetapi lebih merupakan filosofi pendidikan yang memposisikan peserta didik sebagai aktor utama dalam proses belajar-mengajar. Dalam pandangannya, Kurikulum Merdeka dapat merangsang kreativitas, inovasi, dan kemandirian siswa; ini akan memungkinkan siswa untuk menjadi individu yang independen dan dapat memberikan kontribusi positif pada komunitas mereka.

"Pada momen perayaan Hari Kartini, mari kita terus menggali dan merefleksikan semangat juang Kartini dalam memajukan pendidikan, dan bersama-sama mewujudkan visi pendidikan yang inklusif, progresif, dan merdeka," ungkap Gulo. Dalam penutup sambutannya, dia menekankan bahwa peringatan Hari Kartini tidak hanya menghormati perjuangan seorang pahlawan hak-hak perempuan, tetapi juga mengenang seorang pendidik yang sangat menghargai pendidikan sebagai alat untuk membebaskan individu dan bangsa.

Merdeka Curriculum: A Brilliant Response to the Challenges of Modern Education

Implementation of the Independent Curriculum plays a key role in responding to educational challenges in the contemporary era. This is considered important considering the dramatic changes that have taken place over time, which require a new view of education that focuses on empowering not only knowledge, but also developing skills and attitudes that contribute to forming the character of future generations. This was conveyed by Veritas Gulo, S.A.P., Head of the Early Childhood Education Development and Non-formal Education (PAUD and PNF) Division of the Gunungsitoli City Education Office, who represented the Head of the Education Service in the celebration of Kartini Day 2024 by the Gunungsitoli City Kindergarten Teachers Association.

According to Gulo, the Independent Curriculum is not merely a learning plan, but rather an educational philosophy that positions students as the main actors in the teaching and learning process. In his view, the Independent Curriculum can stimulate students' creativity, innovation and independence; this will enable students to become independent individuals and be able to make positive contributions to their communities.

"At the moment of celebrating Kartini Day, let us continue to explore and reflect Kartini's fighting spirit in advancing education, and together realize the vision of inclusive, progressive and independent education," said Gulo. In concluding his speech, he emphasized that commemoration of Kartini Day not only honors the struggle of a women's rights hero, but also commemorates an educator who highly valued education as a tool to liberate individuals and the nation.